Identitas buku:
Judul: Pengantin-Pengantin Loki Tua
Penulis: Yusi Avianto Pareanom
Penerbit: baNANA
Tahun: 2023
Jumlah: 348 halaman
ISBN: 9786238845910
Kategori: novel, fiksi, fantasi, aksi, roman, kuliner
•••
Pembaca Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi menjumpai Loki Tua melalui penuturan Sungu Lembu: dari mana ia berasal dan bagaimana ia bisa tertahan sepuluh tahun lebih di Sifar. Namun, ada perjalanan panjang berliku sebelum juru masak ini bertemu dua pangeran muda tersebut. Ia pernah terseret perang saudara, berkelana bersama kelimun juru masak bawah tanah Sumpit Merah, pula mengikuti kafilah Sayid Al-Berber, aulia ternama.
Keberuntungan dan kemalangan tak pernah berhenti mengadu kekuatan menarik Loki Tua ke sisi mereka. Ketika Loki Tua girang bukan kepalang karena beroleh tujuh pisau batu langit, segera pula petaka mengancam. Ketika ia nyaris mati di gurun, ia beroleh berkah diangkat saudara oleh satu kaum yang sangat menyayanginya.
Apa yang sebenarnya Loki Tua pikirkan ketika Raden Mandasia mengutarakan niatnya mencegah perang antara Gilingwesi dan Gerbang Agung? Mengapa ia sering sengit kepada Sungu Lembu? Lantas, bagaimana pula kisah asmara Loki Tua dengan pengantin-pengantinnya?
•••
Berasal dari Kepulauan Rempah-Rempah, Loki Tua sedari kecil telah mencintai memasak. Mahir pula. Karena kepiawaiannya itulah membuatnya menjadi juru masak istana dan, pada suatu waktu, menjerumuskannya dalam masalah. Maka dimulailah petualangan Loki Tua di berbagai wilayah dari Kepulauan Rempah-Rempah hingga berakhir di Sifar sebagai budak, sebagai juru masak jalanan, terlibat dalam perang saudara, berjumpa sang aulia, bersua dengan empu sakti, hingga terikat janji dengan Hoyoso, dan garis takdir mempertemukannya dengan Raden Mandasia dan Sungu Lembu. Dalam setiap perjalanannya, Loki Tua tidak luput mendapati pengantinnya.
•••
Spin-off Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi (baca resensinya di sini) ini buku kedua Paman Yusi yang saya baca dan saya tuntaskan tidak pakai waktu lama.
Jika dalam novel sebelumnya Loki Tua hanya sebagai tokoh pembantu dan diungkap secuil saja dengan kemahirannya mengolah masakan, maka dalam buku ini, Paman Yusi menjadikan Loki Tua sebagai tokoh utama sekaligus mengeksplorasi ragam kuliner melalui narasi-narasinya yang bikin air liur menetes dan serasa mencecap menu-menu yang tersaji di sepanjang buku ini.
Meski berjudul Pengantin-Pengantin Loki Tua, buku ini tidak bertutur tentang kehidupan asmara Loki Tua bersama pengantinnya yang berjumlah empat itu atau tokoh-tokoh perempuan yang memengaruhi kehidupan Loki Tua. Bukan. Novel ini membawa pembaca pada kehidupan Loki Tua yang begitu berwarna, terombang-ambing dalam lintasan bencana dan keberuntungan yang kerap kali sulit dibedakan apakah dirinya tengah mujur atau buntung sebab keduanya melaju seiring sejalan.
Yang menyenangkan dari membaca buku ini yakni Paman Yusi mengajak pembaca melihat lebih dekat riwayat sang juru masak, secara kronologis, dari keputusannya meninggalkan Kepulauan Rempah-Rempah sampai bertahan di Sifar dan menemani Raden Mandasia serta Sungu Lembu ke Gerbang Agung. Perjalanan hidup ini tentu membawa Loki Tua bertemu dengan banyak sosok serta berjumpa dengan pengantin-pengantinnya.
Asyiknya, pembaca akan lebih banyak mendapati narasi-narasi kuliner yang enak-enak di dalamnya selain adanya transfer pengetahuan serta strategi-strategi pemikiran dalam sebuah pertarungan memasak. Kepiawaian Paman Yusi dalam mengurai cara penyajian, bentuk dan lezatnya makanan menarik imajinasi pembaca. Kuliner memang menjadi keunggulan dalam novel dan kemampuan Paman Yusi mengeksplorasi tidak perlu diragukan lagi.
Sebagaimana yang telah saya tulis sebelumnya bahwa novel ini cenderung berkisah tentang asam garam kehidupan Loki Tua, pahit-manis jalan yang dihadapi Loki Tua. Novel ini mengenalkan seperti apa kepribadian Loki Tua: kenaifannya, kegamangannya, kejujurannya, pemikirannya, dll; serta bagaimana dia bertahan hidup di antara keberuntungan-kemalangan yang menerpa dan caranya mengatasi konflik.
Setidaknya melalui Loki Tua, pembaca belajar bagaimana memasrahkan nasib kepada takdir, tetapi terus menjaga asa, membiarkan harapan menyala sekalipun hasil akhir belum tentu sama dengan yang diinginkan. Ibarat hidup seperti air, maka mengalir saja, ikuti arusnya.
Hal lain yang bakal pembaca peroleh dari buku ini yakni semangat belajar Loki Tua yang tidak pernah surut dan padam. Perantauannya ke banyak negeri membuatnya berinteraksi dengan ragam budaya dan banyak orang sehingga membuatnya belajar banyak: belajar memasak, belajar bahasa-bahasa baru, belajar ilmu perbintangan, dan lainnya. Loki Tua tidak pernah malu untuk bertanya dan belajar dari siapa saja, dari mana saja. Jadilah manusia pembelajar.
Novel ini memiliki keseruan yang berbeda dengan Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi. Saya menyukai perjalanan Loki Tua sampai bertahan di Sifar: pelan-pelan dan detail. Namun, entah mengapa pada saat mengisahkan petualangan bersama Raden Mandasia dan Sungu Lembu seolah terburu-buru hendak diselesaikan. Bukan karena telah dituturkan pada novel sebelumnya, tidak, dalam pandangan saya kisah setelah Gerbang Agung bisa diceritakan lebih detail dalam sudut pandang Loki Tua.
Kemudian, jika dalam novel Raden Mandasia pembaca akan banyak berjumpa kata-kata makian dan adegan vulgar serta petualangan yang mendebarkan dengan tokoh utama meledak-ledak, maka hal itu tidak terjadi dalam Pengantin-Pengantin Loki Tua pembaca. Membaca novel ini lebih santun, jauh dari sumpah serapah (meski cacian tetap ada), dan minim erotisme. Meski demikian, tokoh-tokoh dalam buku ini didominasi laki-laki. Karakter perempuan muncul sepenggal lalu, sebatas pada hubungan seksual maupun pernikahan dan tidak jauh-jauh dari penggembira. Hegemoni laki-laki dalam buku ini terasa kental, maskulinitas mereka pun menempatkan perempuan berada di bawah laki-laki.
Diksi yang digunakan masih ringan untuk dibaca. Pembaca akan menemui satu-dua kata yang barangkali terasa asing, maka sah-sah saja menikmati buku ini berdampingan dengan KBBI. Buku ini saya rekomendasikan untuk yang sudah menamatkan Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi maupun yang menyukai cerita-cerita dengan tema-tema kuliner atau makanan. Apakah bisa dibaca terpisah tanpa membaca kisah sebelumnya, saya rasa bisa. Buku ini bisa standing alone, kok, tetapi kalau mau utuh lebih baik keduanya saja sekalian, tanggung banget, hahahaha.
Tertarik baca?
•••
Kutipannya:
Ia tidak tahu berapa banyak uang yang patut untuk hilangnya kemerdekaan. (Hal. 29)
Dalam hidup selalu ada harapan, anak muda. (Hal. 58)
Setiap orang mempunyai jatah hari baik dan hari buruk dalam hidupnya. (Hal. 107)
Manusia boleh berencana, manusia lain yang kadang menentukan. (Hal. 120)
Kalau saja hati bisa dengan mudah membuat seseorang mengolah masakan menjadi enak, dunia pasti sudah kelebihan juru masak. (Hal. 136)
Kau tak bisa memilih terlahir di keluarga macam apa dan di mana. Tapi, kau bisa memutuskan siapa yang menjadi temanmu dan bagaimana kau menjalani hidupmu (Hal. 159)
Perasaan diinginkan oleh orang yang kita senangi selalu menyenangkan, bukan? (Hal. 271-272)
Memang mustahil seseorang bisa menjadi arif untuk semua perkara. (Hal. 274)
.webp)
0 Komentar