Monster Vol. 2


Mengeksplorasi moralitas dan identitas.

•••

Identitas buku:

Judul: Monster (volume 2)

Penulis: Naoki Urasawa

Penerbit: Akasha (m&c!)

Tahun: 2023

Jumlah: 400 halaman

ISBN: 9786230311123

Kategori: komik, fiksi, misteri suspense, thriller psikologi, kedokteran, pembunuhan, kekerasan

Status: bersambung


•••

⭐⭐⭐⭐⭐/5

Blurbnya:

Tenma jatuh ke dalam jebakan yang dipasang “Johan” dan kini dicari oleh polisi sebagai “pembunuh berantai”. Sambil menghindari kejaran polisi, Tenma mencari “Johan” untuk mencegah pembunuhan lain dan untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah. Tenma mencoba mendekati monster itu dengan menelusuri masa lalu rahasianya.


Nina akhirnya ditangkap oleh kelompok Neo-Nazi. Sementara itu, saat Tenma mencari Nina, satu-satunya orang yang tahu apa itu "Johan”, dia menemukan fakta yang mengerikan: kelompok ultrakanan berkomplot untuk menetapkan “Johan” sebagai Hitler kedua.


•••

Resensinya:

Saya tidak menulis garis besar cerita komik ini, ya, sebab sudah tertulis cukup jelas dalam blurb. Buat yang belum membaca resensi saya untuk volume pertama bisa dibaca di sini.


Nah, mari kita bahas secara keseluruhan komik Monster (volume 2).


Jika pada volume pertama pembaca akan mendapatkan premis cerita Monster dan pengenalan protagonis-antagonis dengan karakter yang sangat berbeda, maka pada volume kedua ini pembaca mulai mengikuti perjalanan Tenma untuk menemukan Johan dan menghentikannya melakukan pembunuhan demi pembunuhan lainnya, serta menguak masa lalu Johan perlahan-lahan.


Buku kedua ini cenderung mengulik sejumlah konspirasi, mengeksplorasi fasisme, rasisme, kekejaman terhadap anak-anak, hingga rencana penghapusan sekelompok imigran dalam struktur masyarakat Jerman, dan menariknya, hal tersebut membuka keran menuju plot cerita yang kian rumit dan menegangkan. Terdiri atas 16 chapter, Monster volume 2 terbagi atas dua kisah utama: pengembaraan Tenma yang mendominasi buku dan terdapat tiga cerita lainnya yang tidak berhubungan dengan Tenma secara langsung. 


Dalam komik ini pembaca akan mengikuti perjalanan Tenma mencari keberadaan Johan, menemukannya, dan sebisa mungkin memahami siapakah Johan hingga dia mampu menancapkan pengaruhnya. 


Perjalanan Tenma kali ini menyibak latar belakang adopsi dan masa lalu Johan—dan juga Anna/Nina—yang—kalau saya bilang—misterius lagi mengerikan. Pembaca bakal mengetahui adanya panti asuhan tempat Johan tinggal di Jerman Timur bernama Kinderheim 511 yang alih-alih menjalankan perannya sebagai rumah penampungan anak yatim piatu pada umumnya, justru menjadi lokasi fasilitas khusus yang dikontrol penuh oleh Kementerian Dalam Negeri. Tempat tersebut merupakan laboratorium untuk melakukan eksperimen mengubah anak-anak menjadi prajurit sempurna tanpa emosi dan belas kasihan melalui modifikasi psikologis dan fisik dengan cara mengamati mereka untuk saling membenci dan saling berkonflik.


Kisah Tenma tidak cukup berhenti pada informasi Kinderheim 511 yang menyeramkan. Ada juga chapter yang menceritakan pertemuan kembali Tenma dengan Nina/Anna dalam situasi berbahaya. Pada plot cerita tersebut, Naoki tidak segan-segan merefleksikan organisasi ekstrimisme sayap kanan neo-Nazi Jerman melalui tokoh antagonis berjulukan “The Baby”—seperti namanya: kecil, sih, tapi sadis—yang juga mencari-cari keberadaan Johan sebab ingin menjadikannya sebagai The Next Adolf Hitler karena sosoknya yang dianggap ideal.


Melalui pengejaran Tenma dalam volume kedua ini, pembaca mengetahui hal terpenting yakni bagaimana cara orang-orang memandang Johan.


Hartmann memuja Johan. Sejak di Kinderheim 511, dia sudah menyadari pesona—atau sisi jahat (?)—Johan yang luar biasa sangat dibutuhkan dan cocok untuk menjadi pucuk pimpinan. Hartmann meyakini jika keberadaan Johan di atas manusia dan dia ingin menciptakan sosok serupa seperti Johan, yang sayangnya berujung gagal (maaf, ya, spoiler, hahaha)


Wolf, yang menemukan dan menamai si kakak dengan Johan, menyadari anak laki-laki tersebut sudah menjadi monster sejak awal pertemuan keduanya. Dia mengalami ketakutan selama hidupnya sebab satu per satu orang yang mengenalnya mati karena Johan hingga dirinya merasakan kesendirian dan tidak dikenal siapa pun.


Sementara The Baby serupa dengan Hartmann: mengidolakan Johan. The Baby ingin mengulang kejayaan ras Arya sebagai ras terunggul di dunia dengan menjadikan Johan sebagai Hitler Kedua. Sikap rasisme yang dilakukan The Baby selalu mengatasnamakan Johan, untuk Johan, demi Johan, dst. Benar-benar pengkultusan Johan.


Pandangan lain terhadap Johan hadir melalui Tenma dan Nina/Anna. Keduanya meyakini jika Johan tidaklah peduli dengan kehidupan, sedari awal sudah membenci umat manusia, dan hanya menginginkan semua orang mati sebab hanya melalui kematianlah manusia bisa setara.


Monster volume 2 memiliki tiga cerita pendek lain yang tidak berkaitan langsung dengan Tenma: Detektif Lunge dan mantan tunangannya, Eva Heinemann, yang muncul dalam dua chapter, masing-masing chapter mengisahkan keseharian hingga keruntuhan kehidupan mereka dengan caranya sendiri-sendiri, dan keduanya masih memikirkan Tenma meski dengan cara yang berbeda; serta kisah Nina/Anna usai pertemuan terakhir dengan Tenma dalam buku ini.


Yang seru bagi saya yakni bagaimana Johan mampu mempermainkan Tenma, padahal dia tidak muncul sama sekali dalam volume 2 ini. Kehadiran dan pengaruhnya sebagai sosok monster yang ditakuti sangat terasa di sepanjang cerita. Teror Johan benar-benar nyata.


Saya menyukai bagaimana Naoki menjaga tempo ceritanya: lambat dan berliku, tetapi tetap padat dan mencekam. Naoki menghadirkan sejumlah karakter baru dan memberikan porsi kepada mereka untuk memainkan plot secara pas, terutama ketika berkaitan dengan Tenma. Menggunakan penceritaan episodik beralur maju, pembaca bakal mengikuti Tenma bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya, menghadapi situasi rumit, bertemu tokoh-tokoh baru yang benar-benar baru maupun yang terhubung kembali dengan orang-orang yang dia temui sebelumnya. Oleh karena itu, sebagai pembaca kudu cermat mengingat-ingat karakter demi karakter, sebab Naoki tidak pernah membuat tokoh yang mubazir. Kalau sekarang orang tersebut benar-benar baru, pada suatu chapter entah di volume berapa pasti terkoneksi kembali. 


Bukan Naoki jika tidak menyelipkan twist dalam ceritanya, pun dengan Monster volume 2 ini. Naoki membangun apik pondasi cerita sehingga pembaca seolah-olah tergiring dalam satu kesimpulan tertentu yang ternyata ada twist di sana.


Secara keseluruhan, Monster volume 2 ini masih menarik untuk diikuti dengan kisah yang belum utuh, misterius, dan menegangkan. Meski menggunakan metode episodik dalam bercerita, tetapi tidak terlalu rumit untuk diikuti. Karakternya mulai berkembang seiring dengan plot cerita dan emosi para tokohnya juga tersampaikan dengan baik.


Bagi penggemar cerita misteri-thriller psikologi, Monster adalah pilihan yang tepat.


Minat baca?


•••


Kutipannya:

Pertemuan manusia itu sudah ditakdirkan. (Otto Heckel)


Walaupun bisa berusaha melupakan, masa lalu tidak bisa dihapus. (dr. Tenma)


Tumbuh kembang anak seorang anak sepenuhnya tergantung pada orang yang membesarkan mereka. Kita yang harus membimbing mereka ke jalan yang benar. Dengan demikian, barulah seorang anak bisa punya impian yang hebat. (Hartmann)


Bohong besar kalau ada yang bilang hari esok itu kelam. Hari esok pasti cerah dan penuh harapan. (dr. Tenma)


Ada saatnya setiap orang yang berarti bagi kita akan pergi selamanya. (dr. Schumann)


Membunuh itu mudah. Asal kau melupakan seperti apa rasanya gula. (Rosso)




Posting Komentar

0 Komentar