Karavansara

Kisahnya mind-blowing sekali

•••


Identitas buku:

Judul: Karavansara

Penulis: Rio Johan

Penerbit: GPU

Tahun: 2022

Jumlah: 44 halaman

ISBN: 9786020660691

Kategori: Fiksi, novel, homoseksual, 21+


•••


Blurbnya:

“Duhai Perangkap Kebijaksanaanku, sudah habislah aroma susu pada kuncup bibirnya, dan saat ini hanya engkaulah, Bahadur Aku, yang mampu membuat malu bulan serta bintang di langit sana.”


Di Shiraz, dua bersaudara Surin dan Shirin bertemu Tuan Babak, seorang saudagar kaya. Keduanya lantas diadopsi serta turut dalam setiap perjalanan Tuan Babak. Dari sana petualangan dari satu karavansara ke karavansara lainnya dimulai. Hal tersebut mengubah kehidupan Surin dan Shirin mulai berubah, tak sekadar sebagai karavansara—penginapan atau tempat peristirahatan bagi para pelancong karavan.


•••


Garis besarnya:

Berlatar di padang pasir, Shirin (16) dan Surin (14), sepasang kakak beradik yatim piatu di Shiraz tidak sengaja bertemu dengan Tuan Babak, saudagar kaya. Begitu mengetahui kondisi kakak beradik yang mengenaskan, Tuan Babak mengajak mereka untuk ikut bersamanya dan berjanji akan mengurus keduanya dengan baik. Sebagai ganti, keduanya bisa membantu pekerjaan Tuan Babak.


Perjalanan bersama Tuan Babak dan Shahzad–tangan kanannya–selama berniaga berhari-hari dengan menunggangi unta membawa pengaruh dalam kehidupan Shirin dan–terutama–Surin.


Suatu malam, saat berkemah di dekat bukit-bukit batu, Surin terbangun sebelum tiba giliran jaga. Dia mendapati kakaknya masih terlelap, tetapi tidak menemukan keberadaan Shahzad di mana pun hingga dirinya mendengar bunyi samar-samar dari tenda Tuan Babak. Rasa penasaran membuatnya nekat mengintip yang mengantarkan tubuhnya pada rasa gemetar hebat.


•••


Resensinya:

Perkenalan pertama saya dengan karya Rio Johan. Sangat terlambat, memang. Baru membaca karyanya setelah sekian banyak buku yang dia terbitkan dan yang diambil paling tipis di antaranya pula, hahaha.


Karavansara, sebuah buku yang tidak lebih lima puluh halaman jumlahnya. Namun, siapa sangka, jika ketipisannya tidak sekadar bakal memukau pembaca, melainkan mengentak dengan tema yang tidak terduga.


Rio mengajak pembaca berkelana jauh, mengisahkan lika-liku kehidupan seorang saudagar kaya bersama ketiga pengikutnya: melintasi Jalur Sutra, menyiapkan sejumlah perbekalan dan stok barang, kelihaian berdagang, merasa was-was dengan perampok, kelelahan akibat lamanya perjalanan, saat malam tiba memilih beristirahat di penginapan sebelum melanjutkan perjalanan keesokan harinya, memiliki tempat tinggal mewah bersama para harem, sampai keganjilan asmara dari bilik karavansara.


Tidak cukup dengan cerita khas 1001 malam, Rio menyajikan tema hubungan sesama jenis, homoseksual, dalam Karavansara. Relasi tersebut mengalir deras pada lembar-lembar buku, mengantarkan rahasia-rahasia gelap tokoh-tokohnya. Meski demikian, orientasi seksual tersebut tidak serta-merta hadir begitu saja, Rio tetap menyisipkan narasi-narasi yang menjadi faktor pembentuk mengapa beberapa karakternya memilih demikian.


Pengaruh lingkungan menjadi alasan yang mendominasi. Perilaku Tuan Babak akibat pelecehan sang ayah kepadanya sewaktu kecil; Shahzad karena Tuan Babak melakukan kepadanya. Surin berorientasi homoseksual setelah melihat Tuan Babak dan Shahzad berhubungan sampai-sampai mendambakan hal tersebut tanpa dia sadari. Terlebih, tidak ada sosok orang dewasa selain Tuan Babak yang mengitari Shahzad–Surin selama perjalanan, mereka minim pengalaman seksual bahkan Surin tidak mengenal perempuan lain selain kakaknya, Shirin.


Karavansara mengingatkan pembaca untuk tidak mudah menilai seseorang hanya dari tampilan luar maupun kesalehan spiritual yang ditampilkan atau jabatan yang dimiliki. Kerap, bukan, kita mendengar atau membaca cerita-cerita perihal pejabat atau pemuka agama yang berperilaku menyimpang dengan melakukan pelecehan seksual kepada pengikutnya.


Menggemaskan memang mengetahui Tuan Babak yang terlihat baik, mau mengadopsi kakak-beradik Shirin dan Surin, setia kepada istri-istrinya, menolak Shirin saat gadis itu menawarinya untuk tidur bersama, ternyata … manipulatif dan eksploitatif dengan menjadikan Shahzad dan Surin tidak sekadar sebagai budak, melainkan ‘istri di perjalanan’. Yang makin bikin ternganga yakni malam hari setelah percintaan sesama jenis, paginya Tuan Babak menjadi imam salat mereka. 


Melalui buku tipis ini, pembaca bakal makin menyadari jika orang-orang bisa menjadi tidak memiliki daya tawar maupun kehilangan kemampuan bernegosiasi ketika berhadapan dengan penguasa (baik secara politik atau materi atau keduanya). Pembaca bisa melihatnya pada Shahzad, Shirin, Surin, maupun istri dan haremnya yang berada dalam genggaman Tuan Babak yang kaya dan berkuasa.


Saya menyukai cara Rio menceritakan tokoh-tokohnya. Jumlahnya tidak banyak dan semuanya memiliki porsi yang seimbang. Tidak ada yang lebih mendominasi maupun tertutupi. Alur ceritanya mengalir perlahan dan tidak terburu-buru seolah membiarkan pembaca untuk mengenal karakternya lebih dekat lagi. 


Nah, yang paling saya sukai yakni selain plotnya yang rapi, gaya bercerita Rio juga bagus. Rio piawai meramu tema dengan tidak menulis secara terang-terangan alias menyamarkan relasi homoseksual atau ketertarikan seseorang yang cenderung gay. Narasinya yang indah membuat pembaca bisa membayangkan semuanya: latar tempat, ornamen pendukung, sampai adegan seksualitas yang tetap terasa menggairahkan.


Jangan khawatir, buku ini memiliki banyak kejutan, termasuk akhir ceritanya. Jumlah halamannya yang tipis membuat pembaca mudah menyelesaikannya dalam sekali duduk. Bahkan sejumlah ilustrasi menawan menambah keren bukunya


Buku ini jelas untuk mereka yang berusia dewasa. Ada label 21+ pada kover belakang buku. Membaca Karavansara bagi sebagian pembaca bisa membuat tidak nyaman, mual, hingga panas-dingin. Tidak hanya karena adegan homoseksual, melainkan juga latar belakang agama yang dianut para tokohnya, serta sedikit menyinggung ajaran syiah-sunni dan aksi kebencian terhadap salah satu Khulafaur Rasyidin.


Tertarik baca? 

•••


Kutipannya:

Dan kau mau menukar kebebasan langka yang kuberikan padamu untuk sebuah kehidupan harem? (Hal. 23)



Posting Komentar

0 Komentar