Kalian anak ke berapa?
Punya kakak atau adik, kah?
Apa betul kalian ingin punya kakak atau adik?
Atau malah sebenarnya tidak?
•••
Identitas buku:
Judul: Mirai
Penulis: Mamoru Hosoda
Penerbit: GPU
Tahun: 2021
Jumlah: 272 halaman
ISBN: 9786020652788
•••
⭐⭐⭐⭐/5
Garis besarnya:
Berkisah tentang 'derita' Kun, seorang balita empat tahun, yang mengalami kecemburuan sebab adik bayinya lebih banyak menyedot perhatian kedua orang tua, hingga dirinya merasa terabaikan, terasing di rumah sendiri. Marah, kesal, dan menderita terus menumpuk sampai Kun akhirnya tidak menyukai Mirai, adik perempuannya.
Setiap kali Kun merasa murka dan merana, dia akan menuju taman di rumahnya dan keajaiban datang kepadanya. Dia tiba-tiba bisa bertemu dengan orang-orang asing yang masih menjadi anggota keluarganya di masa lalu dan masa depan: laki-laki yang memiliki ekor yang ternyata Yukko, anjingnya; Mirai remaja; ibunya saat usia belasan; hingga kakek buyutnya yang masih muda.
Lewat mereka-mereka inilah, terutama Mirai remaja, Kun mengarungi banyak zona waktu untuk belajar memahami apa sebenarnya arti sebuah keluarga.
Selalu ada yang pertama untuk segala hal. (Halaman 49)
•••
Resensinya:
Tidak perlu waktu lama bagi saya untuk menyelesaikan Mirai. Dengan menggunakan sudut pandang bocah berumur empat tahun, kita bisa memahami perasaan anak pertama yang tiba-tiba memiliki adik dan dunia yang sebelumnya penuh kasih sayang seolah lenyap seketika.
Novel ini jelas mengedepankan nilai-nilai keluarga dalam balutan petualangan fantasi time travel ringan yang dialami Kun. Buku yang menggunakan diksi dan narasi sederhana ini terdiri atas beberapa bagian yang memiliki alur maju mundur. Meski demikian, tidak akan bikin pusing sebab semua terjalin dengan Kun sebagai pusatnya.
Jangan mengharapkan konflik yang berlebihan dari novel Mirai, karena ini pakai tokoh utama anak empat tahun, ya, Ges. Perspektif Kun sendiri menurut saya agak 'dewasa' dari kebanyakan bocah seusianya kalau di dunia nyata.
Masih tanda tanya, Kun bisa mengarungi banyak waktu itu apakah imajinasi sendiri atau ada kekuatan dari taman rumahnya. Misalkan saja, Yukko, anjingnya yang muncul menyerupai manusia meski memiliki ekor itu cenderung hasil imajinasi Kun. Namun, saat bocah itu bertemu dengan seorang pemuda di masa lalu dan ketika kembali ke masa kini kemudian dalam satu percakapan ibunya menunjukkan foto pemuda tersebut adalah kakek buyutnya, di sini saya merasa Kun sudah menjelajahi waktu. Jadi, yang mana yang benar? Entahlah.
Mirai. Sebuah novel yang memotret kehidupan keluarga dengan anaknya yang sangat realistis. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. Tidak hanya hubungan Kun-Mirai, melainkan juga peran orang tua dan kerja sama. Kita diajak berpikir tentang dunia anak yang bakal bermakna untuk orang dewasa. Bacaan ringan, mudah dipahami, mengesankan, memotret realita kebanyakan, bikin hati meleleh karena hangatnya keluarga. Ah, tetep bisa membuat saya berkaca-kaca di akhir-akhir cerita.
•••
Mirai merupakan adaptasi film animasi Jepang dengan judul Mirai no Mirai. Film tersebut rilis kali pertama pada tahun 2018 yang dinominasikan untuk Best Animated Feature Film pada Oscars 2019 dan Golden Globe Awards ke-79.
•••
Kutipannya:
Kalau mainannya dibuang, bagaimana ia bisa bermain? Anak-anak bukan lagi anak-anak kalau tidak bisa bermain. (Hal. 131)Dalam mendidik anak 'harapan' itu penting. (Hal. 157)Lihatlah jauh ke depan. Jangan melihat ke bawah. Apa pun yang terjadi lihatlan jauh ke depan. (Hal. 187)

0 Komentar