Kisah sepenggal perjalanan hidup yang pernah dirasakan dulu.
Identitas buku:
Judul: 5 Centimeters Per Second (a chain of short stories about their distance)
Penulis: Makoto Shinkai
Artwork: Yukiko Seike
Penerbit: m&c!
Tahun: 2013
Jumlah: 150 halaman
ISBN: volume 1: 9786022663416; volume 2: 9786022663836
Kategori: komik, fiksi, kisah cinta, penggalan hidup, drama, tragedi
Status: tamat
•••
⭐:3.8/5
(rating ini mempertimbangkan ceritanya yang bagus, pesan yang bermakna, dan keras kepalanya Takaaki)
Blurbnya:
Volume 1: “Pertemuan itu terjadi saat kami SD. Cinta di masa kecil itu berubah menjadi hal yang pasti. Dari Tokyo hingga Tochigi, Tanegashima. Ini adalah kisah pencarian akan dirimu.”
Volume 2: Pertemuan yang ditakdirkan … kisah cinta di masa kecil. Keajaiban yang hanya terjadi sekali mengikat keduanya. Aku menjadi dewasa sementara terus mencarimu. Cinta yang berawal di musim sakura, kini akan menemui akhirnya.
•••
Garis besarnya:
Takaaki Toono dan Akari Shinohara merupakan teman dekat sejak sekolah dasar. Keduanya memiliki banyak persamaan dan menyukai hal yang sama sampai menghabiskan waktu bersama.
Kedekatan mereka tidak berlangsung lama. Mereka yang sebelumnya sepakat untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi bersama terpaksa berpisah sebab Akari harus pindah ke luar kota karena pekerjaan orang tua. Berawal dari saling berkirim surat sebagai sarana komunikasi untuk tetap terhubung, tetapi kian lama ketika keduanya masuk ke jenjang yang lebih tinggi lagi komunikasi keduanya berangsur berkurang bahkan benar-benar terputus meskipun telepon genggam mulai populer.
•••
Resensinya:
Siapa yang tidak mengenal Makoto Shinkai. Salah satu penulis asal Jepang yang senantiasa memiliki ide-ide cemerlang perihal cinta serta pandai membawa penontonnya terlena dan terserap ke dalam cerita-ceritanya. Mulai dari Voice of Distant Star, Your name/Kimi no Nawa, Weathering with You/Tenki no Ko, yang terakhir muncul ada Suzume no Tojimari. Nah, 5 Cm Per Second pun telah melampaui ketiga judul terakhir tersebut, jauh sebelum Kimi no Nawa tayang.
Terus terang, saya kesal usai membaca komik ini meski selama membacanya saya cenderung merasakan sesak. Apa ceritanya jelek? Oh, tidak … ceritanya dalam pandangan saya bagus. Sungguh! Lantas yang bikin darah saya naik turun apa? Tokoh utama prianya! Karakternya membuat saya geleng-geleng. Meski demikian, buku ini termasuk salah satu buku favorit saya. Selain ceritanya, ya karakter tokoh prianya yang sukses meninggalkan kesan. Setiap kali saya bersama teman-teman menyinggung Makoto Shinkai jelas 5 Cm Per Second tidak mungkin meleset dari pembicaraan dan kami biasanya punya pandangan sama bahwa tokoh prianya ini definisi pria bucin yang enggak ketulungan, duh ….
5 Cm Per Second merupakan kisah kasih remaja pada umumnya. Kerap kita dengar jargon-jargon cinta: cinta pertama senantiasa berkesan; susahnya melupakan cinta pertama; cinta harus memiliki; cinta tidak harus memiliki; cinta itu harus diungkapkan; cinta cukup dalam hati saja; cintaku terhalang ruang-jarak-waktu dan gagal melewatinya; meski LDR cintaku baik-baik saja, dll., dll.
Bagaimana? Tidak asing, bukan? Lantas komik ini ke trademark yang mana?
Kalau boleh saya nyatakan bahwa mau jargon yang mana pun mengenai 5 Cm Per Second sepertinya kembali pada pemaknaan dan pembacaan tiap-tiap pembaca. Cinta pertama memang terngiang-ngiang. Duh, bangsatnya cinta pertama (kalau ini kayak judul buku, hahaha). Benar, sebuah perasaan harus diungkapkan biar dia tahu, Namun, tidak semua perasaan juga harus dinyatakan, bukan? Ada kok yang memilih disimpan dalam hati dan dinikmati. Melihat sandal jepitnya saja sudah membuat bahagia. Namun, ada pula yang memilih menyimpannya hingga menggumpal bernanah dan menyakiti diri sendiri. Lantas tepat kok jika menjaga hubungan jarak jauh itu perlu yang namanya komunikasi. Namun, ada juga lho yang kesulitan beradaptasi dengan hal tersebut. Jangan lupa perihal cinta pun bisa memudar dan pupus karena jarak-waktu-rasa takut kehilangan.
Bagi saya, yang mana saja bisa saja terjadi. Dan dalam pandangan saya, komik ini mengulik perihal cinta—pertama—yang tidak terungkap, cinta tersekat jarak yang terbentang panjang (sebagaimana subjudulnya: a chain of short stories about their distance) yang berdampak pada pembentukan karakter seseorang di masa depan, kehilangan, serta move on.
5 Cm Per Second, sebuah komik dengan ide sederhana dan realistis sebab dekat dengan kehidupan sehari-hari banyak orang yang kebanyakan pasti mengalaminya.
Terbagi dalam tiga fragmen utama kehidupan yang sentimental, Makoto Shinkai hendak membawa pembaca mengikuti bagaimana Takaaki tumbuh dewasa dan menjalani hidup. Kisah pertama terjadi semasa SD dia bertemu Akari, sahabat sekaligus cinta pertamanya, yang harus berpisah karena pekerjaan orang tua. Keduanya saling mengirim surat hingga memasuki SMP—meski seiring berjalannya waktu, kegiatan itu pun makin jarang—mereka bersepakat untuk bertemu. Takaaki menempuh jarak jauh dengan kereta yang sering terlambat karena saat tanggal janjian mendadak cuaca bersalju dan Akari yang tetap setia menunggu kedatangannya.
Kejadian kedua Takaaki yang juga berpindah mengikuti orang tua dan telah SMA ini tidak bisa melepaskan bayang-bayang Akari. Pada bagian ini menggunakan sudut pandang Kanae, teman sekolahnya yang diam-diam menyukai Takaaki, tetapi dia tidak memiliki keberanian menyatakan perasaan serta pada akhirnya menyadari bahwa cinta pertamanya itu tidak bakal pernah berbalas. Selanjutnya pada fragmen ketiga Takaaki telah dewasa dan masih terperangkap dalam kenangan masa kecil, masih menyimpan harapan atas perasaan masa kecil, dan itu memengaruhi hubungan asmaranya dengan Risa, kekasihnya.
Nah, saya akui Makoto Shinkai memang ahli mengaduk-aduk emosi. Melalui banyaknya panel-panel tanpa balon kata dan hanya berisi ekspresi para tokoh cukup mampu membuat saya sesak sepanjang membaca kisah cinta yang suram lagi sendu tersebut. Gemas dan miris tatkala Takaaki dan Akari masih bisa bertemu kembali, tetapi menahan diri mengungkapkan perasaan masing-masing yang berakibat sama-sama tersiksanya sampai terbawa ke masa depan.
Konflik batin dalam fragmen kedua menguar melalui Kanae dengan perasaannya yang kandas sebab Takaaki masih memikirkan Akari. Makin menguat tatkala pada kisah ketiga Takaaki yang juga belum move on dari Akari. Bahkan mengalihkan ke pekerjaan maupun mencoba menjalin hubungan dengan Risa pun gagal. Saya geregetan ketika Makoto Shinkai mengisahkan Akari yang telah memasuki lembaran baru pernikahan, tetapi Takaaki masih belum beranjak ke mana-mana dan kehidupannya makin kacau: berhenti bekerja dan putus dengan Risa. Kehidupan yang dijalani Takaaki sekadar bertahan hidup, dirinya merasakan kekosongan besar dalam hati tanpa memberikan kesempatan bagi siapa pun untuk memasuki dan melewatkan banyak hal dengan merengkuh masa lalu, kesepian, dan kesedihan sampai-sampai membuat diri sendiri dan orang lain menderita. Jadi itu cukup membuat saya mangkel dengan keras kepalanya Takaaki di sepanjang cerita, sekalipun Takaaki menyadari kekeliruannya tersebut.
Kisah dalam komik ini hanyalah potongan-potongan perjalanan hidup manusia yang bisa terjadi oleh siapa pun: perihal cinta pertama yang—konon katanya—sulit dilupakan; hubungan jarak jauh; bagaimana fase dua manusia pernah berjumpa, saling jatuh cinta, terpisah, dan tidak pernah bertemu kembali; penantian dan keputusasaan; galaunya kehilangan, cinta bertepuk sebelah tangan; gigih memperjuangkan cinta; rela melakukan apa pun demi cinta; pengalaman cinta yang membentuk perspektif cintanya di masa depan; memupuk harapan; serta perlunya move on setelah hubungan masa lalu yang kandas.
Alih-alih bacaan romantis, komik ini mengajak pembacanya untuk memaknai kembali dengan bijaksana arti cinta, kebahagiaan, kehilangan, dan kedewasaan dalam kisah cinta yang melankolis lagi tragis. Cerita 5 Cm Per Second hanya sepenggal pengalaman yang tidak asing lagi bagi saya dan mungkin juga Anda. Saya meyakini jika kita semua pernah merasakan jatuh cinta, pernah kehilangan sesuatu, pernah menyesal, pernah merindukan, dan ada yang memilih bergumul dalam kepedihan, tetapi ada pula yang melesat menapaki masa depan.
Selanjutnya, judul 5 Cm Per Second sendiri juga muncul dalam dialog Akari saat dia bersama Takaaki ketika masih SD tatkala memandangi pohon sakura yang tengah berguguran: “Kecepatan jatuhnya kelopak sakura itu 5 sentimeter per detik”. Tidak mungkin tidak ada korelasinya, kan? Saya mencoba memaknai antara judul dengan keseluruhan cerita yang terpusat pada Takaaki dan Akari bahwa hubungan manusia itu pada saatnya bertunas-tumbuh-berpisah dengan sendirinya. Sesuatu hal yang alamiah. Pertemuan Takaaki dan Akari sampai mereka saling jatuh cinta dan kandas pun berjalan dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Batasan jarak dan waktu yang memisahkan keduanya tidak berlangsung semalam. Pudarnya perasaan mereka juga tidak serta merta terjadi, melainkan perlahan hingga usia dewasa menghampiri. Butuh waktu bagi kelopak sakura untuk jatuh ke tanah. Perlu waktu pula bagi hubungan manusia untuk jatuh cinta dan berakhir. Kecepatannya pun tergantung bagaimana manusia itu menjalani hubungan tersebut. Kecepatan manusia untuk move on juga berbeda-beda.
Salah satu latar waktu dalam komik ini terjadi sebelum ponsel dan internet ada, maka komunikasi melalui media surat-menyurat bakal mendominasi pada fragmen pertama. Bagi sebagian orang, kejadian korespondensi ini bisa menjadi momen nostalgia, dan bagi sebagian lainnya akan memahami seperti apa sulitnya merangkai kata-kata sampai berjam-jam duduk di meja dengan selembar kertas kosong dan remasan kertas di mana-mana; kemudian memikirkan apakah surat telah diterima dengan baik dan kapan akan dibalas; harap-harap cemas menerima balasan; sampai tidak sabar membuka suratnya dan dibaca berulang-ulang. Maka jangan membandingkan dengan kehidupan sekarang yang akses internet mudah, pakai kuota untuk menjalin komunikasi dan bertanya kabar kekasih dengan gampangnya, ya. Ambil pesannya saja yakni ketika berkomitmen melakukan hubungan jarak jauh dengan pasangan, maka jagalah komunikasi sebaik mungkin. Zaman now gitu, loh.
Bagi penggemar kisah cinta berakhir bahagia, sayangnya 5 Cm Per Second tidak menawarkan pilihan tersebut (meskipun dalam chapter Last Story memiliki potensi demikian, tetapi saya kategorikan open ending jadi kembali ke para pembaca). Teruntuk pembaca dengan karakter melankolis barangkali perlu berpikir ulang untuk menamatkan komik ini, sebab saya khawatir kalau-kalau malah galau. Namun, bagi yang ingin mengingat kembali perasaan serupa yang, mungkin, dulu pernah ada, boleh-boleh saja membacanya, tetapi awas kebablasan. Cerita ini bisa dinikmati mulai remaja dan baiknya dalam suasana hening, biar galaunya Takaaki terasa.
5 Cm Per Second ini merupakan adaptasi dari anime dengan judul yang sama, hanya ada penambahan pada chapter terakhir sebagai pengembangan ending cerita (sebut saja fragmen keempat yang ceritanya tidak semuram tiga fragmen sebelumnya. Fase ketika Takaaki sudah legowo). Animenya—yang berdurasi satu jam—jauh lebih menyayat-nyayat padahal dialog-dialognya indah, hahaha. Film ini merupakan karya pertama saya berkenalan dengan Makoto Shinkai dan sejauh ini yang paling menyakitkan sampai-sampai saya tidak mau menontonnya lagi … sampai sekarang. Barangkali dulu saat saya melihatnya kondisi hati saya sedang sentimental sehingga mengguncang jiwa selama beberapa hari. Makanya saya enggan kalau harus mengulangnya, hahaha.
Ah, rasa-rasanya ini seperti melongok kisah saya atau kisah Anda atau kisah siapa saja.
Minat baca?
•••
Kutipannya:
Aku belum tahu apa artinya menjadi dewasa. Tapi, kelak … sekali pun aku bertemu denganmu secara kebetulan, aku ingin menjadi orang … yang bisa membanggakanmu. (Volume 1)
Aku cuma melakukan apa yang kubisa. (Volume 1)
Aku selalu kesulitan saat ditanya “mau jadi apa”. Itu sebabnya saat diterima di kantor yang sekarang, aku langsung lega. Waktu kecil sih, cita-citaku banyak. Misalnya, jadi tukang bunga atau pembuat cake. Tapi, sejak aku paham kalau menggapai impian itu hal yang sulit … aku iri pada orang yang punya cita-cita. (Volume 2)
Kurasa, orang yang pintar … pasti bisa menghapus kenangan dan penyesalan. (Volume 2)
Sudah berapa lama aku tak menyadari keindahan sesuatu saat melihatnya? Ada begitu banyak keindahan dan gemerlap … yang ada di dunia. Seberapa banyak yang kulewatkan selama ini? (Volume 2)
Aku sudah benar-benar … berhasil menjadikanmu kenangan, kan? Sampai tahap … aku bisa mendoakan kebahagiaanmu. (Volume 2)
.webp)
0 Komentar