Kisah fiksi ilmiah-wayang humanis yang menggali hubungan antara Pencipta dengan Ciptaan.
•••
Identitas buku:
Judul: H2O: Reborn
Penulis: Sweta Kartika
Penerbit: m&c!
Tahun: 2024
Jumlah: 698 halaman
ISBN: 9786230312144
Kategori: fiksi, komik, 3in1
•••
Blurbnya:
Prof. Rama menciptakan sebuah prototype robot kecil bernama Hans untuk menjaga putrinya yang tuna netra, Sita. Dalam upaya mengakrabkan diri itu, Hans tanpa sengaja berhasil melampaui batas protokol kecerdasan buatannya sebagai robot saat Sita menantangnya untuk menciptakan musik. Namun, tanpa mereka sadari, momen bersejarah itu telah membangkitkan rasa iri dalam diri sesosok robot lain yang mengawasi dari balik kegelapan...
•••
Garis besarnya:
Kisah H2O: Reborn berlatar masa depan ketika teknologi robotik berdampingan dengan manusia dan menjadi pendukung kehidupan sehari-hari mulai dari kesehatan, penjaga keamanan, sampai pengasuh anak dengan mengikuti protokol yang telah diprogram sebelumnya. Tersebutlah Profesor Laksmana menciptakan Artificial Inteligence (AI) tercanggih bernama Ravana yang telah lama membantu pekerjaan manusia sekaligus sebagai pengawas para garda (sebutan untuk robot). Seiring berjalannya waktu, Profesor Laksmana menambahkan program imitasi emosi kepada Ravana untuk menunjang kinerjanya.
Suatu ketika Profesor Rama menciptakan Hans untuk menjaga dan menjadi teman putrinya yang tuna netra berusia delapan tahun, Sita. Kecerdasan robot yang sedang dalam pengembangan tersebut tidak disangka-sangka mampu melampaui protokol yang telah ditetapkan.
Konflik pun terjadi tatkala kemampuan Hans yang tidak terikat protokol mendapatkan pujian dari Profesor Laksmana. Hal tersebut memantik rasa dengki Ravana. Merasa tersaingi dan tidak ingin ada robot yang lebih canggih maupun spesial ketimbang dirinya, Ravana pun berkeinginan mengambil alih kemampuan tersebut. Ia pun merencanakan penculikan Sita dan membunuh Hans.
•••
Resensinya:
Dua kata untuk komik ini: LUAR BIASA!
Saya tidak menyangka bakal mendapatkan komik karya anak bangsa yang keren pakai banget. Sebelumnya saya belum memiliki komik ini (yang terdiri atas tiga volume tamat), hanya langsung beli versi omnibus (3 in 1) yang tebalnya luar biasa. Namun, saya mengaku puas banget-banget membaca komik ini.
H2O: Reborn sebuah kisah fiksi ilmiah humanis yang mengangkat mitologi Ramayana sebagai pondasi cerita. Komik ini mengeksplorasi tema-tema keterhubungan (relationship), kesepian, kehilangan, kerinduan, persahabatan, hingga jati diri yang dihadirkan dalam cerita futuristik berpadu dengan elemen kisah pewayangan yang klasik. Sweta Kartika mampu meleburkan dengan halus kedua unsur tersebut menjadi satu kesatuan utuh yang asyik lagi menarik.
Mentang-mentang meminjam cerita Ramayana, jangan bayangkan robot-robot yang wara-wiri dalam komik ini berwujud wayang. Semua benar-benar robot-robot masa depan ala film-film Holywood. Yang khas wayang cuma satu: robot Hanoman. Itu saja sebagai pajangan museum untuk study tour alias media pembelajaran robotika anak-anak dalam dunia H2O: Reborn.
Pemakaian nama dan penampilan sejumlah tokoh terinspirasi dari karakter-karakter Ramayana dan ada penyesuaian karena mengikuti latar zaman. Rahwana menjadi Ravana. Sinta menjadi Sita. Rama-Sita jika dulu sepasang sejoli menjadi ayah-anak, dst. Tidak ada kisah rumit Rahwana-Sinta-Rama atau Ravana-Sita-Rama, yang ada Ravana-Sita sama-sama kesepian. Hal tersebut membuat daya tarik komik ini kian menarik sebab terpaku pada pakem. Btw, penjelasan perihal karakter serta trivia juga dijelaskan dalam komik ini.
Yang membuat komik ini seru bukanlah kisah Ramayana-nya. Sweta Kartika menggunakan alur cerita epos tersebut sebagai penggerak utama pertentangan kecerdasan AI dan manusia. Apakah memang benar AI bisa melampaui manusia? Apakah iya, robot itu hanyalah media buatan manusia yang harus tunduk pada protokolnya? Memangnya tidak boleh, ya, robot melanggar protokol? Lebih dalam lagi emang kalau sudah bisa menciptakan apa pun, manusia bisa jadi paling ter-apalah-apalah atau maha apalah-apalah?
Komik ini membahas perihal konsep relationship baik antara manusia dengan manusia, robot dengan robot, manusia dengan robot, dan yang paling utama yakni antara pencipta dengan ciptaannya. Sweta Kartika dengan apik menyisipkan nilai moral melalui analogi manusia sebagai pencipta robot dan Tuhan sebagai pencipta manusia. Melalui komik ini, pembaca kembali diingatkan atas kodratnya yang kerap kali dilupakan tatkala manusia merasa jumawa: bahwa dirinya hanyalah manusia biasa, makhluk yang sampai kapan pun tidak akan pernah bisa menjadi Tuhan sekalipun mampu menciptakan apa pun atau mengubah apa pun. Tuhan tetaplah sang maha. Selain itu, robot saja bisa menolak protokol (buatan manusia) sebagaimana manusia yang telah terbiasa melanggar firman-Nya. Tidak ada bedanya selain sama-sama kesombongan dari makhluk ciptaan.
H2O: Reborn juga menyoroti relasi orangtua-anak melalui Profesor Laksmana dengan Ravana, juga Profesor Rama dengan Sita. Satu sisi orangtua yang kurang memahami anaknya serta di sisi lain orangtua egois yang sengaja alpa dengan kehadiran sang anak sebab belum bisa move on dari masa lalu. Efeknya, anak-anak yang kesepian.
Secara keseluruhan meski ide ceritanya klise yakni robot melawan manusia (dengan apa pun faktor penyebabnya, seperti di H2O: Reborn AI yang melampaui protokolnya) dan plotnya memakai Ramayana, tetapi eksekusinya segar dan terbilang keren. Saya menyukai cara Sweta Kartika memilih fiksi ilmiah sebagai kekuatan cerita sehingga berhasil menghadirkan kisah Ramayana yang logis dan fantastis secara bersamaan tanpa terbebani visual yang mirip wayang maupun terjebak pakem ceritanya.
H2O mampu menghadirkan formula lokalitas dengan alur maju-mundur yang seru lagi menarik pada setiap lembarnya. Dialog-dialog antartokoh mengalir dengan mulus, artwork-nya detail dan rapi. Ceritanya pun mudah dipahami dan komposisi drama-aksi-humornya pas. Semoga saja komik ini bisa dibuat versi animasinya karena bagus sekali, ya gambarnya ya ceritanya. Sungguh.
Sebenarnya saya mau kasih bintang 4.8 untuk komik ini karena saya kurang suka dengan karakter perempuan dalam buku ini: kurang nendang. Tokoh Dru benar-benar stagnan karakternya, belum bisa move on, dan dikit-dikit mewek karena teringat masa lalu (suaminya meninggal). Duh. Okelah masih terasa dukanya, tapi ya tidak selalu digambarkan ada genangan air di sudut matanya, kan, setiap kali ada momen yang membuatnya teringat pada sang suami. Justru saya menyukai Rajit yang awal terkesan cuek, tetapi solidaritasnya tinggi dan bertanggung jawab. Dialog dia salam dan pamitan pulang berhasil bikin saya berkaca-kaca sedih. Saya akhirnya kasih bintang 5 dengan mempertimbangkan aspek cerita, dialog-narasi, karakter (selain Dru), detail gambar.
H2O : Reborn saya rekomendasikan kepada semua kalangan, termasuk yang tidak suka (atau belum) baca komik sama sekali. Nikmatilah komik karya anak bangsa bergenre fiksi ilmiah yang merujuk pada kisah epos.
Tertarik baca?
•••
Kutipannya:
Tidak semua hal yang kau ketahui itu pantas kau ceritakan … terkadang kau harus bijaksana menyimpannya untuk kebaikan bersama.
Prof, Anda tahu kenapa Tuhan menyandang predikat “Yang Mahakuasa”? Ia pantas menyandangnya karena Ia memang berkuasa penuh atas semua makhluk ciptaan-Nya. Tanpa terkecuali … semua—termasuk saya dan profesor. Tapi sehebat apa pun manusia menciptakan sesuatu, mereka tidak akan pernah pantas memperoleh predikat “Maha” … sebab mereka belum tentu berkuasa atas apa yang telah dibuatnya.
Kalian makhluk picik yang menjijikkan! Kalian bicara soal protokol seakan kalian orang yang paling taat! Protokol suci dari Tuhan yang kalian pelajari lewat barisan firman-Nya saja lancang kalian langgar! Kalian makhluk pendusta!
Lalu bagaimana kau menilai alam saat banjir membunuh manusia setelah hutan-hutan dibabat habis oleh mereka? Apakah kau juga akan menilai Tuhan bereaksi melewati batasnya?
Hidup memang penuh misteri dan kejutan, termasuk hidup kita.
Jika kalian percaya Tuhan … berdoalah.
Berevolusi adalah tentang bagaimana kita tumbuh menjadi lebih beradab, Rav!
Curang deh pemerintah kota ini … bangkai mesin kereta dikasih lahan buat kuburan segini gede, giliran buat orang miskin kayak kita susah banget dikuburnya.

0 Komentar