Stalker


Kumpulan cerita (kumcer) perihal hasrat gelap manusia.

•••

Identitas buku:

Judul: Stalker

Penulis: Edogawa Ranpo

Penerbit: Odise Publishing

Tahun: 2021

Jumlah:112 halaman

ISBN: 9786239758516

Kategori: kumpulan cerpen, fiksi, misteri, suspense, thriller, horor, supranatural


•••

⭐: 4.5/5


Blurbnya:

Edogawa Ranpo adalah grand master fiksi misteri dan detektif Jepang. Dia juga seorang penulis utama dalam tradisi Modernisme Jepang, dan salah satu yang memberikan pengaruh besar terhadap budaya populer dan sastra Jepang saat ini.


Dalam menghidupkan cerita-ceritanya, Ranpo seringkali menggunakan tokoh favoritnya, seorang detektif muda bernama Akechi Kogoro. Dalam salah satu cerita yang ada di buku ini, kita juga akan dikejutkan dengan kejeniusan Akechi dalam menyibak sebuah teka-teki yang tampaknya mustahil untuk dipecahkan. Selain kisah tentang Akechi Kogoro kita juga akan mendapati cerita-cerita yang ketika selesai membacanya, kita akan bertanya kepada diri sendiri, “Apa-apaan ini?”


•••


Resensinya:

Kumpulan cerpen kedua yang saya baca dari Edogawa Ranpo—yang pertama pada resensi selanjutnya, ya. Sebelumnya saya berkenalan dengan penulis tenar ini tatkala membaca Junji Ito “Best of the Best” yang memvisualkan Kursi Manusia berdasarkan cerpen dengan judul yang sama dari Edogawa Ranpo dan tidak lama saya membaca versi cerita pendeknya dalam kumpulan cerpen di cetakan penerbit lain yang ternyata sama-sama sukses membuat saya merasa resah dan merinding.


Sedikit tentang Edogawa Ranpo yang saya tukil dari buku ini—barangkali ada yang belum tahu—yakni seorang penulis Jepang yang memainkan peran penting dalam fiksi thriller dan misteri Jepang. Dia sering melibatkan tokoh favoritnya: Akechi Kogoro, yang dalam buku-buku selanjutnya menjadi pemimpin sekelompok detektif yang dikenal sebagai “Boy Detective Club”.


Stalker merupakan kumpulan empat cerita pendek yang akan membawa pembacanya merasa penasaran, aneh, bergidik, ganjil, dan seram, tetapi tetap seru untuk dibaca sampai akhir. Perasaan-perasaan tersebut ada dalam wujud pikiran dan tindakan manusia yang penulis hadirkan dalam tokoh-tokohnya. 


Dalam pandangan saya, kekuatan buku ini selain dari karakternya yang kuat juga dari pengembangan ide yang menarik. Tiga dari kumcer Stalker ini berisi tentang kejahatan dan satu cerita lainnya perihal ketakutan manusia.


Dengan latar Jepang pada masa sekitar tahun 1930-an, penulis mencoba mengulik moral masyarakat secara umum lewat hasrat buruk dan ketakutan manusia. Melalui Stalker, penulis hendak mengurai bibit kejahatan berawal dari macam-macamnya niat seseorang yang pada akhirnya tumbuh berkembang menjadi pembunuhan-pembunuhan: ada yang senang mengintip kehidupan pribadi orang lain; berawal dari sakit hati sampai terobsesi hingga kekerasan terjadi dan berakibat main hakim sendiri; ada yang karena kondisi masyarakat, dan tekanan serta beban yang harus dihadapi; bahkan kejahatan terkadang tidak perlu alasan yang muluk-muluk atau metode yang rumit-rumit. Yang sederhana pun bisa jadi cukup selama manusia memiliki hasrat. 


Untuk poin terakhir inilah yang bikin saya ‘Hah?’ sebab ada keinginan seseorang untuk melakukan tindak kriminal, dalam cerita di sini, hanya karena sedang gabut alias senggang alias bosan, dan lebih ‘Hih’ lagi si pelaku dengan penuh percaya diri merasa tindakannya adalah hal wajar dan terasa menyenangkan. Duh ….


Kumpulan cerita pendek ini mengasyikkan, sayangnya tiga di antaranya menggunakan tokoh wanita sebagai objek kekerasan laki-laki dan sebagai karakter yang cenderung lemah. Wanita menjadi korban mutilasi tanpa sempat melakukan pembelaan diri. Wanita yang menjadi istri di keluarga miskin harus terus melahirkan dan tidak berhenti untuk mengurus rumah tangga meski kelelahan sekalipun—kontrasepsi sebenarnya sudah berjalan, hanya saja masih dinikmati oleh kalangan atas. Barangkali pada masa-masa itu, Jepang memang mengalami ledakan penduduk bayi … mungkin.


Adapun keempat cerita dalam Stalker yakni:


  1. Penguntit di Loteng berkisah tentang seseorang yang tengah dilanda kebosanan dalam hidup hingga dia iseng menjelajahi atap dalam kos-kosannya—yang konstruksinya memang aneh—dan pada saat itulah terlintas ide membunuh teman satu kosan hanya karena temannya itu memiliki kebiasaan tidur dengan mulut terbuka. Dalam cerpen ini, pembaca akan berkenalan dengan detektif Kogoro Akechi. Kisah ini bukan cerita kriminal atau misteri biasa. Meski terkesan remeh, tetapi pelaku memiliki kecenderungan mental yang perlu dipertanyakan kondisinya. Oh, iya, jumlah halaman cerita ini hampir tiga per empat buku sendiri.


  1. Lamunan Siang Hari. Seorang penjual obat bercerita bahwa dia baru saja membunuh karena cemburu dan terobsesi dengan istrinya dan menjadikannya mumi/patung lilin. Semua orang yang mendengar kisah tersebut alih-alih percaya tatkala sang penjual obat memamerkan bagian tubuh istrinya, malah tertawa dan menganggapnya sebagai lelucon. 


  1. Kanal-Kanal Mars ketika seorang laki-laki bermimpi menyusuri hutan gelap tanpa ujung dan khawatir dirinya hanya berputar-putar saja sampai dia tiba di jantung hutan yang benderang dengan telaga melingkar dan hutan gelap mengelilingi. Mendadak dirinya menjelma menjadi seorang perempuan—tepatnya: kekasihnya—tanpa busana. Merasa pemandangan sekeliling berkurang ketegangan misteriusnya, dia bermaksud memberikan sentuhan warna lain: semburat-semburat berwarna merah tua. Maka, dia pun mulai merobek tubuhnya dengan kukunya tipis lagi tajam agar tubuhnya mengalirkan darah dari luka yang terbuka dan menghadirkan warna merah berkilauan. Sewaktu saya membaca ini auto ingat Junji Ito. Sebab nuansa absurd dan mencekamnya terasa kental.


  1. Rumput-Rumput Beracun bercerita tentang kondisi kehidupan masyarakat Jepang kala itu dan belum maksimalnya pengendalian kelahiran. Salah seorang ibu rumah tangga miskin, istri tukang pos yang hamil anak ketujuh mencuri dengar perihal rumput yang bisa menggugurkan kandungan. Tokoh Aku menduga bahwa hilangnya rumput-rumput tersebut serta maraknya keguguran yang terjadi memiliki keterkaitan. Tokoh Aku khawatir jika tanaman tersebut digunakan untuk aborsi.


Mana favorit saya? Rumput Beracun. Begitu menamatkan cerpen ini mendadak terbesit rasa khawatir ketika berbagi ilmu pengetahun pun bisa-bisa disalahgunakan. Kan jadi kepikiran, dong.


Terakhir, bagaimana terjemahannya? Tidak ada kesulitan berarti. Terjemahan baik dan bagus sehingga pembaca bakal tidak merasa kesulitan saat membaca dan mengikuti. Seru sampai akhir.


Secara keseluruhan, Stalker merupakan buku kumpulan cerita pendek yang seru dan mendebarkan yang mengulas kedalaman hati manusia. Buku ini saya rekomendasikan untuk pembaca baru Edogawa Ranpo maupun yang menyenangi membaca kisah-kisah misteri dan thriller.


Minat membacanya?


•••


Kutipannya:

Daya tarik kejahatan, setidaknya bagi sebagian orang, justru terletak pada bahayanya (Penguntit di Loteng, hal. 10)


Ke mana pun Anda melihat, Anda akan menemukan pikiran yang sama, kata-kata yang sama, ekspresi yang sama, berulang-ulang. (Penguntit di Loteng, hal. 11)


Seperti yang orang-orang katakan, hal-hal terkadang berjalan lebih baik dari yang diharapkan. (Rumput-Rumput Beracun, hal. 96)


Melahirkan anak membutuhkan pengorbanan yang mahal di luar kesulitan-kesulitan yang sewajarnya ada. (Rumput-Rumput Beracun, hal. 103-104)






Posting Komentar

0 Komentar