Folklor aksi asal Jambi
Identitas buku:
Judul: Lantak La
Penulis: Beri Hanna
Penerbit: baNANA
Tahun: 2023
Jumlah: 132 halaman
ISBN: 9786239824969
Kategori: fiksi, novel,
•••
Blurbnya:
Amarah mendorong Tagak Sikandung Batin mengembara sampai membelah laut dan mengawini paus. Keyakinan bahwa semua binatang bisa terbang menggerakkan para penyihir membuntungi kaki kuda-kuda. Kerugian karena tak bisa beroleh kuda-kuda berkaki utuh untuk ditukarkan dengan budak memantik Sigindo Rujumlamo memerangi para penyihir dengan pasukan gajah. Kegemaran pada perempuan bertubuh besar membuat Sultan Hayinam selalu mencari cara agar hasrat terpenuhi. Pencarian mendapatkan tuhan sejati menyebabkan Kaum Haret, yang pintar menyamar, berganti-ganti sesembahan, dan yang paling mereka sukai adalah yang bisa terbang.
Di tengah silang sengkarut, muncul Tuan Padam yang bisa memadamkan api yang menyala dari orang-orang yang membaca Kitab Tapak Kuda. Pula, seorang perempuan muda jelita turun dari langit dengan kuda terbang dengan satu tujuan, menghabisi laki-laki yang nantinya mengawininya.
Masuklah ke Lantak La, sebuah dunia di mana yang khayali dan yang sehari-hari bertabrakan dan membuatmu ingin bergabung dengan kaum penyihir.
•••
Kecewa dengan kualitas sapi yang disodorkan buruk, Sultan Hayinam membunuh Budak Tunjuk, memotong-motong tubuhnya, lalu mengirimkan ke keluarganya. Suzan Meralyevna, istri Budak Tunjuk, tidak tahu karung berisi daging segar adalah suaminya, menerima pemberian bungkusan dari prajurit kerajaan dengan senang luar biasa dan segera memasaknya, mengundang penduduk desa untuk menikmati bersama dalam sebuah pesta kecil.
Sultan Hayinam, usai mendapat laporan pengawalnya, meminta menjemput Suzan Meralyevna, beserta anaknya, dan menjadikannya istri sebab ketertarikannya terhadap perempuan bertubuh gendut. Bertahun-tahun sesudahnya, karena bosan, sang sultan menyuruh pengawal melempar keduanya ke kandang macan. Namun, Arka, atau Tuan Tinggi, anak lelaki Suzan Meralyevna dan Budak Tunjuk berhasil diselamatkan oleh Yavuz, laki-laki yang telah lama mencintai Suzan Meralyevna.
Waktu berlalu, Tuan Tinggi yang telah beranjak dewasa ingin membalas dendam kepada orang yang telah membunuh orangtuanya. Kisah aksi tersebut berbaur dengan adegan laga, cerita nabi-nabi, cerita rakyat, dan dongeng-dongeng lainnya.
•••
Resensinya:
“Lantak La”, novela peraih juara ketiga Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2021 ini mengisahkan aksi balas dendam yang memadukan kisah-kisah penuh imaji dalam kehidupan sehari-hari.
Sepanjang membaca buku ini, pembaca mendapati narasi dramatis lagi fantastis. Sebut saja cerita laki-laki yang kawin dengan ikan paus, laki-laki yang terobsesi dengan perempuan bertubuh besar, laki-laki berkelamin ular piton, penyihir yang gandrung memotong kaki-kaki kuda karena menganggap sejatinya binatang itu bisa terbang, sebuah kaum yang pintar menyamar sangat antusias mencari tuhan sejati, perempuan jelita turun dari langit dengan kuda tanpa kaki, dan seabrek objek absurd lainnya.
Selain balas dendam, pembaca juga menemukan ide-ide tentang paternal, ketuhanan, kekuasaan, sampai perempuan dan pernikahan.
Membutuhkan energi untuk menamatkannya. Dunianya luas dan kisahnya banyak saling berkelindan, meloncat-loncat dengan segala peristiwa aneh alih-alih ajaib. Tokohnya macam-macam memiliki kesamaan watak: culas, tidak tulus, dan jahat.
Saking beragam dan semaraknya, perlu kesabaran dan kecermatan.
Dan sayangnya, saya kurang bisa menikmati novela ini. Minat saya membaca agak tersendat-sendat karena tidak familier dengan legenda-legenda Jambi—katanya, kisah dalam buku ini terinspirasi dari cerita rakyat asal penulis: Jambi—meskipun beberapa kisah lain di dalamnya merupakan cerita-cerita nabi atau dongeng nusantara yang sudah saya ketahui; penamaan karakter yang membuat dahi berkerut-kerut untuk mengingat; sudut pandang bergonta-ganti serta latar berubah-ubah membuat perlu membolak-balik halaman sebelumnya. Saya lelah dibuatnya, hahaha.
Alur “Lantak La” campuran alias tidak linier sehingga pembaca harus merajut sendiri benang merah serta garis besar cerita di antara kisah-kisahnya yang banyak dan terkesan tidak berhubungan. Diksinya secara keseluruhan ringan, hanya beberapa yang menggunakan kosakata yang belum pernah saya temui, seperti paghang.
Bagi yang tertarik dengan cerita rakyat nusantara maupun yang ingin mengenal khazanah Jambi, silakan baca buku ini. Saya sendiri belum tahu apakah ke depan akan mengulang kembali membaca buku ini. Barangkali iya, mungkin juga tidak.
Minat baca?
•••
Kutipannya:
Sebagai seorang istri, bersiaplah kau diperlakukan sebagaimana karang laut. Kadang dilihat, kadang dijamah, kadang ditinggalkan, begitu saja. Kau pun harus tau, dunia pernikahan adalah dunia penundukan, di mana kau harus mendahulukan suamimu di atas segalanya. Kau harus selalu siap mengangkang, melayani suamimu sampai ia lemas bahkan kau belum puas. Kau tidak boleh melampiaskan hasratmu kepada yang bukan suamimu. Ingatlah itu baik-baik. (Hal. 38)
.webp)
0 Komentar