Bagaimana Cara Mengurangi Berat Badan

Cerita perempuan yang ingin bahagia dengan berat badannya.

•••

Identitas buku:

Judul: Bagaimana Cara Mengurangi Berat Badan

Penulis: Amalia Yunus

Penerbit: baNANA

Tahun: 2023

Jumlah: 158 halaman

ISBN: 9786238845903

Kategori: fiksi, novel, pemenang DKJ


•••


Blurbnya:

Dokter bilang, hidupmu paling lama dua tahun lagi kalau situasimu masih sama: morbidly obese. Kamu terhenyak, kemudian bertanya-tanya sendiri apakah hidupmu selama ini layak dipertahankan. Kamu terlalu letih. Kamu sudah nyaris putus asa ketika sesuatu meletik. Bagaimana jika itu mungkin dan kamu bisa menjalani hidup sebagaimana orang lain: jalan ke penatu, nongkrong di kafe seusai nonton film, dan menjalin pertemanan? 


Program realitas XXXL membukakan kesempatan. Pacarmu, yang selama ini hadir untukmu, tidak setuju. Ia tidak mau dirimu dijadikan bahan drama dan olok-olok seluruh negeri. Ia mengancam, mundur dari acara itu atau hubungan kalian putus. 


Apa yang akan kamu pilih?


“Novel ini tidak hanya unggul dalam segi orisinalitas, tetapi juga kemampuannya melakukan eksplorasi atas bentuk dan penggarapan tema. Efisiensi dibangun dari kemampuan menghindari kesia-siaan dalam naskah secara keseluruhan.” (Dewan Juri Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2021)


•••


Garis Besarnya:

Novel yang menjadi Pemenang Kedua Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2021 ini mengawali kisahnya dengan vonis dokter yang mengatakan Kamu, yang masih berumur 20 tahun, hanya memiliki kemungkinan hidup paling lama dua tahun akibat morbidly obese. Kamu berhadapan dengan situasi yang tidak menyenangkan lagi menyulitkan: jika berat tubuh masih pada angka 172 kg dan tidak ada perubahan, vonis kematian makin cepat mendekat sebab bobot tubuh tidak terkendali akan mengganggu kesehatan, seperti kerap mengalami sesak napas dan kehilangan kesadaran.


Dokter lantas menyarankanmu melakukan operasi bariatrik. Namun, kendala biaya besar dan tidak ada jaminan bakal berhasil membuatmu ragu. 


Ketika rasa frustasimu tidak tertahankan lagi, beberapa hari kemudian, Kamu melihat iklan reality show XXXL di internet. Sebuah program mengurangi berat badan yang didukung oleh para ahli seperti pelatih kebugaran, ahli nutrisi, koki, psikologi, dokter spesialis, dst. dalam jangka waktu satu tahun serta berhadiah nontunai bagi pemenang senilai total satu miliar rupiah.


Kamu pun bersemangat. Akan tetapi, pacarmu menentangnya. Ada konsekuensi besar sebab program tersebut akan merekam setiap kegiatanmu dan menjadikannya bahan konsumsi publik. Belum lagi mendatangkan persoalan perundungan. Meski demikian, kamu tetap mendaftar dan mengikuti ajang tersebut.


•••


Resensinya:

Bagaimana Cara Mengurangi Berat Badan bukan sekadar novel yang berisi kiat-kiat jitu agar pembaca menurunkan berat badan atau menyelami kisah sang tokoh utama melawan obesitasnya, melainkan juga membeberkan persoalan yang kerap dialami perempuan atas sesuatu yang diyakini sebagai body goal atau proporsi tubuh ideal.


Tanpa mengabaikan di belahan negara lain yang memberikan penghormatan kepada seseorang yang memiliki tubuh besar, di Indonesia sendiri, masyarakat kita kebanyakan masih memiliki pandangan atau stigma negatif terhadap mereka yang memiliki bentuk badan besar, khususnya dalam novel ini tokoh utamanya perempuan.


Amalia Yunus menyentil bahwa perkara bobot tubuh mengandung nilai konstruksi sosial yang melekat erat tertanam pada masyarakat.


Berapa banyak dari kita yang masih beranggapan kalau perempuan berbadan besar itu tidak cantik, tidak menarik, kegendutan, lambat, lemot, dll? Berapa banyak dari kita yang masih menilai perempuan gendut itu tidak menerapkan hidup sehat sehingga wajar kena obesitas? Berapa banyak dari kita yang melakukan body shaming kepada mereka yang bertubuh besar? Dan-masih-banyak-lainnya.


Masih ada konstruksi sosial atas pelabelan tubuh perempuan yang ideal. Masih ada stigma masyarakat terhadap bentuk badan perempuan. Badan perempuan, mau kurus-gendut-pas, tetap jadi bahan omongan, bahkan menjadi standar dalam memilih pasangan, menjadikan sebagian perempuan tidak bebas menentukan mau seperti apa bentuk tubuh dirinya. Dan ini, memicu keterpurukan atau persoalan mental di kemudian hari akibat kasus-kasus perundungan.


Melalui novel ini, pembaca kembali diingatkan bahwa berat badan, terutama bagi kaum perempuan, menjadi hal yang sangat pribadi. Perempuan memiliki kebebasan atas tubuhnya, perempuan mempunyai otoritas terhadap bentuk badannya sendiri. Diri sendirilah yang berkuasa penuh untuk melakukan perubahan atau tidak. Dalam novel ini, tokoh Kamu ingin menjalani kehidupan yang lebih baik dengan mengurangi berat badan, itu pun juga harus atas kemauannya sendiri, bukan orang lain. Kebebasan tentunya harus diimbangi dengan tanggung jawab atas konsekuensi baik-buruk yang akan diterimanya pula. 


Topik relasi manusia pun mengemuka, khususnya dalam hubungan romantis atau pacaran. Tokoh Kamu dan kekasih menjalin ikatan karena keduanya memiliki kesamaan nasib: tubuh besar yang membuat mereka dirundung. 


Sebagai support system tunggal yang dimiliki Kamu, sang kekasih dibuat menjadi tokoh antagonis yang menentang Kamu mengikuti pertunjukan realitas XXXL dengan beragam alasan seperti perundungan digital hingga menghilangnya privasi akibat konsumsi publik. Menariknya, sang kekasih justru makin ke belakang makin menunjukkan dirinya sebagai sosok gaslighter atau pelaku gaslighting dengan melakukan manipulasi psikologis sehingga sang tokoh utama meragukan kepercayaan dirinya dan mengalami tekanan mental. 


Dan lewat novel ini, pembaca akan menemukan ketika support system yang seharusnya mengambil andil ketika menghadapi situasi sulit, justru menjauh pergi, serta bagaimana cara kita menyikapinya.


Selain perkara kesehatan, kebebasan, penerimaan diri, dan hubungan antarmanusia, Amalia Yunus tidak lupa memotret hal lainnya, seperti fenomena eksploitasi apa pun demi konten pada media sosial agar rating dan engagement-nya tinggi; kemudian merekam isu sosial yang muncul di kota-kota besar, seperti penataan kota, fasilitas umum yang belum cukup nyaman bagi pejalan karena terpakai untuk tambal ban, parkir liar, dll.


Novel ini memiliki tujuh bab serupa buku panduan menurunkan berat badan:

  • Akui bahwa kamu punya masalah besar

  • Temukan bantuan yang sesuai

  • Formulasikan target jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek

  • Ubah gaya hidup dan kebiasaan makanmu

  • Jaga motivasimu

  • Pilih lingkunganmu

  • Optimis


Dengan ketebalan yang hanya 150-an halaman, diksi yang mudah dipahami, dan sudut pandang orang kedua (kamu) membuat buku ini bisa dibaca dalam sekali duduk serta pembaca tidak terlalu berlama-lama menjadi sang tokoh utama, hahaha. Sebagai catatan, buku ini tidak menggunakan tanda petik (“ “) yang menunjukkan dialog. Semua percakapan langsung disusun tanpa petik. Jadi bagi sebagian pembaca akan kesulitan membedakan antara narasi dengan dialog, dan barangkali bagi sebagian lainnya tidak mempermasalahkannya.


Buku ini cukup menyenangkan bagi yang suka bacaan ringan, tetapi memuat banyak pesan; maupun yang ingin menguatkan lagi pemikiran positif terhadap tubuh sendiri. Terkait POV orang kedua, barangkali tidak semua orang bisa menikmatinya, meski layak untuk dicoba.


Terkait kover, entah mengapa saya kurang menyukainya. Terkesan aneh. Namun, secara muatan isi, ini oke, kok.


Tertarik baca? Sudah baca?


•••


Kutipannya:

Karena sebagaimana semua masalah dalam hidup, langkah pertama menuju penyelesaian dan perubahan ke arah yang lebih baik adalah dengan menyadari bahwa kita punya masalah. (Hal. 15)


Sebagaimana semua proyek besar dalam hidup ini, entah itu membangun jembatan, menulis sebuah novel, atau mengurangi berat badan, menetapkan target adalah langkah yang tidak boleh dilompati. Tak semudah kedengarannya memang. Siapa pun yang menetapkan target harus paham terlebih dahulu apa saja yang harus dilakukan dari awal hingga akhir, apa saja yang mungkin dan tidak mungkin dilakukan, serta semua batasan dan kemudahannya. Karena target yang terlalu sulit tidak akan memotivasi, sebagaimana target yang terlalu mudah. (Hal. 57)


Kamu tidak mungkin mengharapkan hasil yang berbeda jika caramu selalu sama. Kamu tidak mungkin berharap berat badanmu turun jika gaya hidup dan kebiasaan makanmu selalu sama. (Hal. 66)


Tidak ada orang yang bisa belajar atau bekerja dengan baik, tidak ada orang yang bisa sehat atau mengurangi berat badan, tidak ada orang yang bisa bahagia, jika tidur kurang dari delapan jam sehari. (Hal. 67)


Apakah orang harus berhadapan dengan kamera terlebih dahulu agar bisa sedikit terbiasa dengan dunia pertunjukan dan pencitraan sehingga dunia nyata di sekelilingmu kini terasa terlalu hambar, kurang dramatis? (Hal. 88)


Apalah arti angka-angka di timbangan itu? Selama kamu tidak menyerah dan selama kamu bertekad mengusahakan yang terbaik, mengapa membiarkan angka-angka itu mendefinisikan hasilmu? (Hal. 103)


Jika kita benar-benar mencintai pasangan kita, kita harus selalu mendukung mereka menjadi pribadi yang terbaik dan meraih apa yang mereka inginkan. (Hal. 124)


Selalu ada halangan di tengah jalan menuju tujuan. Begitulah hidup ini, tidak hanya dalam hal mengurangi berat beda, tetapi juga hal lain. Kamu tidak bisa mengontrol tantangan atau halangan macam apa yang menantimu, tetapi ada satu hal yang bisa kamu lakukan: memilih lingkunganmu. Pilihlah lingkungan yang mendukungmu mencapai tujuan. (Hal. 126)


Posting Komentar

0 Komentar